KASUS 2
Pasien Tn. Makmuri umur 35 tahun di rawat di Ruang Soka Medikal Centre Hospital dengan keluhan tiba – tiba kejang, panas, dan mulut kaku.
A. Identifikasi dan klarifikasi masalah
1. Kejang demam
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yaitu 38o C yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.
2. Risus sardonikus
Risus sardonikus adalah karena spasme otot muka, alis tertarik keatas, sudut muka
tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
B. Menetapkan masalah
Adapun permasalahan yang kami angkat dalam tugas ini adalah “Apakah yang dimaksud dengan Tetanus dan Bagaimana pencegahan tetanus?”
C. Membuat Pertanyaan
1. Apakah pengertian tetanus?
2. Apa saja klasifikasi tetanus?
3. Bagaimana Etiologi tetanus?
4. Bagaimana tanda dan gejala tetanus?
5. Bagaimana Patofisiologi tetanus?
6. Bagaimana pencegahan tetanus?
7. Apa saja diagnosa dan intervensi tetanus?
D. Menjawab pertanyaan berdasarkan prior knowledge
1. Pengertian
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot massater dan otot-otot rangka
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan.
2. Klasifikasi
Tetanus pada anak berdasar kankelompok umurnya dapat dibagi atas :
a. Tetanus neonatorum
b. Tetanus anak
3. Etiologi
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi
a. Umur tua atau anak-anak
b. Luka yang dalam dan kotor
c. Belum terimunisasi
4. Tanda dan gejala
a. Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2-21 hari
b. Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)
c. Kesukaran membuka mulut (trismus)
d. Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dan tulang belakang
e. Saat kejang tonik tampak risus sardonikus
5. Patofisiologi
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme).
Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
Suasana yang memungkinkan organisme anaerob berploriferasi dapat disebabkan berbagai keadaan antara lain :
a. Luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan kaleng, pisau, cangkul dan lain-lain.
b. Luka karena kecelakaan kerja (kena parang0, kecelakaan lalu lintas.
c. Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga dan tonsil.
6. Pencegahan tetanus
Pencegahan penyakit tetanus meliputi :
a. Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan
b. Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
c. Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara adekuat
d. Pemberian anti tetanus serum.
7. Diagnose dan Intervensi
a. Diagnose keperawatan
- Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat.
- Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan sirkulasi (hipoksia berat).
- Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring).
b. Intervensi
- Catat intake dan output secara akurat.
- Berikan makan minum personde tepat waktu.
- Berikan O2 nebulizer